Jumat, 17 September 2010

Rahasia Bentuk Rahang dan Dahi


(IST)
INILAH.COM, Jakarta- Pria berkembang dengan rahang yang lebih jantan dan alis yang lebih tebal karena di masa lalu digunakan untuk bertarung memperebutkan wanita, klaim pakar antropologi.
Cara mendapatkan pasangan dengan hanya bergantung pada kekuatan fisik serta rahang kuat dan tengkorak yang lebih lebar ternyata lebih mampu bertahan dari serangan gencar pesaing cinta mereka.
Ini berarti bahwa sepanjang waktu, tulang pria berkembang lebih kuat di rahang, sekitar mata dan dahi dibandingkan wanita. Selaia itu proporsi otot juga berkembang lebih kuat dibandingkan lemak pada perempuan, serta menjadi lebih tinggi daripada wanita, kata studi ini.
David Puts yang mempublikasikan penemuan di Evolution and Human Behaviour mengatakan bahwa tidak seperti spesies hewan kebanyakan, pria dan wanita yang memiliki ukuran mirip, pria berkembang lebih banyak otot dibandingkan perempuan yang condong kepada lemak. Puts dari Pennsylvania State University mengatakan, “Rata-rata pria cenderung lebih besar dibandingkan perempuan sekitar 15%. Namun rata-rata pria lebih kuat sekitar 99,9% dibandingkan wanita.”
Puts juga menyebutkan bahwa suara yang berat digambarkan sebagai bentuk cara menarik perempuan dan juga sinyal dominasi. “Suara yang berat membuat pria tampak dominan dan lebih tua. Suara yang rendah lebih berdampak pada dominasi dibandingkan ketertarikan seksual.”
Titik penting lain adalah pria berkompetisi dengan yang lain dibandingkan spesies jantan lain karena ketiadaan alat yang melekat seperti tanduk ataupun cakar. Namun mereka selalu mengembangkan alat seperti busur, anak panah, tombak dan pisau.
Menurut Dr Puts, manusia dan simpanse menciptakan koalisi antar pira yang lebih sering untuk membentuk kekuatan melalui kekerabatan. Koalisi dapat membantu pria menjaga perempuan dari para pesaing lain. Namun saat kekuatan eksternal lain tidak ada, maka pejantan dalam koalisi yang sama dapat bersaing untuk mendapatkan perempuan yang sama.
“Hal-hal ini telah mengalami perbedaan pada kita di banyak cara. Ini cukup melegakan bahwa saat ini perilaku manusia juga cukup fleksibel mengingat telah ada institusi sosial yang dapat meningkatkan kesetaraan dan kedamaian,” tambah Dr Puts.[ito]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar